Langsung ke konten utama

Bab 2 Perancangan Sistem Pendekatan Terstruktur

 


    Dalam dunia rekayasa perangkat lunak, khususnya pada mata kuliah Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek, terdapat dua pendekatan utama yang sering digunakan dalam proses perancangan sistem, yaitu pendekatan terstruktur dan pendekatan berorientasi objek. Kedua metode ini memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing, serta digunakan berdasarkan kebutuhan dan kompleksitas sistem yang akan dikembangkan. Yuk, kita bahas lebih lengkap tentang masing-masing pendekatan ini!👅

💣Pendekatan Terstruktur

          Pendekatan Terstruktur adalah salah satu metode dalam merancang sistem yang berfokus pada pemecahan sistem menjadi bagian-bagian kecil agar lebih mudah dipahami dan dikelola. Inti dari pendekatan ini terletak pada bagaimana data mengalir serta bagaimana proses-proses dalam sistem saling berinteraksi. Nah, berikut ini beberapa karakteristik utama dari pendekatan terstruktur yang perlu kamu tahu:

💣Pemodelan Proses

     Dalam pendekatan ini, alat bantu seperti Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk memvisualisasikan bagaimana data mengalir di dalam sistem. Ini sangat membantu dalam memahami proses-proses yang terjadi dari awal hingga akhir.

💣Apa Itu Data Flow Diagram (DFD)?

        Data Flow Diagram, atau yang biasa disebut DFD, adalah salah satu alat pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana data mengalir di dalam suatu sistem. DFD menunjukkan bagaimana data diproses, disimpan, serta berinteraksi dengan pihak luar (seperti pengguna atau sistem lain). Ini sangat berguna untuk membantu kita memahami struktur logika sistem tanpa harus langsung masuk ke detail teknis atau coding.

💣Tingkatan dalam DFD

        DFD memiliki beberapa tingkatan yang digunakan untuk menggambarkan sistem dari level paling umum hingga detail terdalam:
  1. DFD Kontekstual (Context Diagram)
    Ini adalah level tertinggi dari DFD, yang memberikan gambaran besar tentang sistem secara keseluruhan. Diagram ini hanya terdiri dari satu proses utama yang terhubung dengan entitas eksternal, seperti pengguna atau sistem lain, dan menunjukkan aliran data keluar-masuk.

  2. DFD Level 0
    Di level ini, proses utama yang ada pada DFD kontekstual diuraikan menjadi beberapa proses yang lebih spesifik. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bagaimana data benar-benar diproses di dalam sistem.

  3. DFD Level 1 dan Seterusnya
    Setiap proses yang muncul di Level 0 bisa dipecah lagi menjadi subproses yang lebih detail. Ini membantu untuk memperjelas alur dan aktivitas kecil yang terjadi dalam sistem secara mendalam.

💣Komponen-Komponen dalam DFD

        Untuk membaca dan membuat DFD dengan benar, kamu harus mengenali komponen utamanya:
  • Proses
    Dilambangkan dengan lingkaran atau persegi panjang dengan sisi melengkung. Ini merepresentasikan aktivitas atau tindakan dalam sistem yang memproses data.

  • Aliran Data (Data Flow)
    Digambarkan dengan panah yang menunjukkan arah pergerakan data dari satu komponen ke komponen lain dalam sistem.

  • Penyimpanan Data (Data Store)
    Simbolnya dua garis sejajar. Ini menunjukkan tempat penyimpanan data, misalnya database atau file arsip.

  • Entitas Eksternal (External Entity)
    Digambarkan dengan kotak persegi panjang, mewakili aktor atau sistem di luar sistem utama yang berinteraksi dengannya—seperti pelanggan atau sistem pembayaran.

💣Pendekatan Top-Down

        Pendekatan Top-Down memiliki arti bahwa dalam perancangannya sistem di definisikan lebih dahulu secara umum lalu turun ke level ke yang lebih spesifik. Pendekatan ini sering di lakukan dengan menggunakan Diagram Arus Data atau Data Flow Diagram(DFD).

💣Iterasi

        Proses perancangan sistem tidak dilakukan hanya sekali jalan, melainkan dilakukan secara iteratif, alias berulang-ulang. Kenapa begitu? Karena dengan pendekatan ini, kita bisa terus mengevaluasi dan menyempurnakan desain sistem berdasarkan feedback dan temuan dari setiap tahap sebelumnya. Jadi, kalau ada kesalahan atau kekurangan, bisa langsung diperbaiki di iterasi berikutnya—nggak harus nunggu sampai akhir.

Salah satu contoh metode pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan iteratif adalah metode Spiral. Metode ini menggabungkan unsur-unsur dari pengembangan bertahap (incremental) dan pendekatan waterfall, sambil terus menekankan pada evaluasi risiko dan perbaikan di setiap siklusnya.

💣Pendekatan Berorientasi Objek

        Pendekatan Berorientasi Objek melihat sistem bukan sekadar kumpulan proses atau alur data, melainkan sebagai kumpulan objek yang saling berinteraksi. Setiap objek ini merepresentasikan entitas dunia nyata—misalnya pelanggan, produk, atau transaksi—dan memiliki dua elemen penting: atribut (data) dan metode (fungsi).

Nah, pendekatan ini punya beberapa karakteristik utama yang bikin proses pengembangan sistem jadi lebih terstruktur dan fleksibel:

  • Enkapsulasi
    Konsep ini menyatukan data dan fungsi yang bekerja pada data tersebut dalam satu kesatuan, yaitu objek. Hasilnya? Sistem jadi lebih rapi, terorganisir, dan lebih mudah dikelola.

  • Pewarisan (Inheritance)
    Kita bisa membuat kelas baru berdasarkan kelas yang sudah ada sebelumnya. Ini memungkinkan pengembang untuk reuse kode tanpa harus menulis ulang semuanya dari nol.

  • Polimorfisme
    Dengan fitur ini, satu metode bisa digunakan untuk berbagai jenis objek. Jadi, sistem lebih dinamis dan bisa menangani berbagai situasi dengan cara yang elegan.

Salah satu keunggulan utama pendekatan berorientasi objek adalah fleksibilitasnya. Sistem yang dirancang dengan cara ini lebih mudah beradaptasi jika terjadi perubahan kebutuhan—dan seperti yang kita tahu, perubahan itu pasti akan datang seiring waktu.

💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bab 1 Konsep Dasar

👀Pengertian Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek      Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (Object-Oriented Analysis and Design/OOAD) merupakan pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak yang mengandalkan konsep-konsep dasar dari pemrograman berorientasi objek. Dalam prosesnya, pendekatan ini berfokus pada analisis kebutuhan sistem dan perancangan solusi dengan cara memodelkan sistem sebagai kumpulan objek yang saling berinteraksi untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu.     👀Metodologi         Metodologi bisa diartikan sebagai cara yang sistematis dalam melakukan proses analisis dan desain sistem. Dengan menggunakan metodologi yang tepat, tim pengembang akan lebih mudah dalam merencanakan dan membangun sistem secara terstruktur. Selain itu, metodologi juga membantu menyamakan persepsi dan notasi antar anggota tim, sehingga menghindari kebingungan saat menghadapi hal yang sama. 👀Konsep Dasar OOAD      ...

Bab 3 Perancangan Berorientasi Objek

  💧 Apa Itu Perancangan Berorientasi Objek?           Perancangan berorientasi objek adalah sebuah pendekatan modern dalam menyusun solusi sistem—baik itu sistem perangkat lunak, sistem informasi, maupun jenis sistem lainnya. Pendekatan ini mengajak kita untuk melihat sistem sebagai sekumpulan objek yang mewakili entitas nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, sistem yang dikembangkan akan dibangun berdasarkan objek-objek yang memiliki struktur data (atribut) dan perilaku (metode). Nah, istilah “berorientasi objek” sendiri berarti bahwa perangkat lunak dirancang dan diorganisasi sebagai kumpulan objek-objek yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu, layaknya cara kerja objek di dunia nyata. 💧Mengenal Objek dan Kelas Objek dalam Perancangan Berorientasi Objek           Dalam pendekatan berorientasi objek, objek merupakan representasi dari sebuah entitas yang memiliki identitas unik. Artinya,...